22.3.10

Nabi dan Rasul Tidak Maksum

Seseorang berinisial GSS telah meninggalkan komentar berikut di Facebook page Sakti A.S.: “Apakah anda bersih dari dosa sampai anda beranggapan bahwa diri anda adalah rosul Allah?

Pertanyaan dari GSS itu berangkat dari persepsi yang salah tentang latar belakang pengakuan kerasulan. Klaim kerasulan saya bukan dilatarbelakangi oleh inisiatif pribadi. Bukan karena misalnya merasa suci, atau merasa mulia, atau merasa hebat lalu saya mengklaim diri sebagai rasul.

Tidak ada suatu perbuatan, atau keahlian, atau prestasi yang bisa dijadikan dasar bagi seseorang untuk mengklaim dirinya sebagai rasul!

Saya menyatakan diri saya sebagai rasulullah berdasarkan wahyu kerasulan yang saya terima.

Jadi, kalaupun misalnya Allah mengkondisikan saya menjadi pribadi yang bersih dari dosa, saya tetap tidak akan menyatakan diri saya rasul kecuali ada wahyu kerasulan yang saya terima.

Karunia kerasulan itu sendiri adalah hak prerogatif Allah yang diberikan-Nya kepada siapa pun yang Dia kehendaki. Keputusan Allah tentunya tidak bisa ditakar dengan pengetahuan manusia yang sangat terbatas.

Coba ingat kisah Nabi Musa. Status beliau sebelum diangkat menjadi rasul adalah buron kasus pembunuhan. Beliau melarikan diri ke Madyan setelah memukul seorang Qibti hingga tewas.

Apakah lantas Nabi Musa tidak layak menjadi rasul? Siapakah yang berhak menyatakan tidak layak terhadap pilihan Allah?

Pada kenyataannya, manusia yang terpelihara dari dosa dan kesalahan (maksum) itu tidak ada.

Nabi Yunus ditelan ikan sebagai hukuman Allah karena kesalahan beliau meninggalkan kaumnya (lihat Quran 21:87 dan 37:139-145).

Nabi Dawud diuji Allah lewat sebuah perkara yang membuat beliau tersadar dan minta ampun atas kesalahan yang telah dilakukannya (lihat Quran 38:21-25).

Nabi Muhammad ditegur Allah ketika beliau bersumpah mengharamkan atas diri beliau sesuatu yang Allah halalkan untuk beliau (lihat Quran 66:1-2), dan ketika beliau berwajah masam dan berpaling atas kedatangan seorang buta (lihat Quran 80:1-10).

Di surah 40:55 Nabi disuruh Allah meminta ampun atas dosa-dosanya. Ini menunjukkan bahwa, sebagaimana manusia pada umumnya, Nabi pun mempunyai dosa.

Jadi, berhentilah mengaitkan nabi dan rasul dengan imajinasi-imajinasi melangit yang tidak realistis! Nabi dan rasul adalah juga manusia yang tidak luput dari dosa dan kesalahan.

(Terakhir diperbarui: 25 Maret 2022)

Share on Facebook

Artikel Terkait: