21.9.05

Mukjizat Quran

Berbicara tentang Quran adalah berbicara tentang sebuah buku yang istimewa.  Bagaimana tidak istimewa, ketika buku-buku lain diciptakan oleh para doktor, cendekiawan, ataupun negarawan, buku yang satu ini diciptakan oleh Allah melalui rasul-Nya yang mulia Nabi Muhammad.

Ada banyak tantangan untuk menguji kebenaran Quran dari zaman ke zaman.  Sebagian menguji atas dasar ketidakpercayaan, sebagian menguji atas dasar kebencian, sebagian lagi menguji murni demi memuaskan hasrat intelektualnya.

Penemuan demi penemuan di bidang sains yang tak terpikirkan oleh orang-orang terdahulu telah dengan fasih membuktikan bahwa Quran adalah sebuah buku yang berasal dari Pencipta alam semesta.

Teori Big Bang
Teori big bang yang ditemukan pada abad 20 ini secara sederhana menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari suatu ledakan.  Dari sebuah esensi yang padu, terjadilah perpisahan berupa ledakan besar (big bang).  Quran menjelaskan fenomena penciptaan alam semesta tersebut dengan ayat berikut:

"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu berpadu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.  Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air.  Maka mengapa mereka tidak beriman?"  (Quran 21:30)

Gunung Sebagai Pasak
Ilmuwan geologi menemukan fakta bahwa gunung-gunung terbentuk dari proses tumbukan lempeng kerak bumi.  Lempeng kulit bumi yang lebih cepat gerakannya melesak ke dalam perut bumi, dan lempeng kulit bumi yang kalah cepat terangkat menjadi gunung.  Jadi, gunung-gunung memiliki “akar” menghunjam dalam yang berfungsi sebagai paku/pasak bagi kerak bumi.  Fungsi pemancangan gunung ini diistilahkan “isostasi.”

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Quran 78:6-7)

Dinding Tak Kasatmata Antara Dua Lautan
Adanya dua lautan yang bertemu namun tidak bercampur telah ditemukan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan," air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu.  Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.  Fenomena ini terbukti bagaimana air Laut Tengah memasuki Samudera Atlantik melalui Selat Gibraltar namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air antara dua laut itu tidak berubah sama sekali.

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya (kemudian) bertemu, antara keduanya ada pembatas yang tidak dilampaui oleh masing-masing."  (Quran 55:19-20)

Segala Sesuatu Berpasangan
Berpasang-pasangan ternyata tidak hanya ada pada jenis kelamin makhluk hidup saja.  Paul Dirac, pemenang hadiah Nobel Fisika tahun 1933 dari Inggris mengemukakan bahwa materi mempunyai pasangan yang disebut “anti-materi.”  Anti materi ini memiliki sifat yang berseberangan dengan materi, dimana elektron anti-materi bermuatan positif dan protonnya bermuatan negatif.  Ini berlawanan dengan sifat materi yang mempunyai elektron bersifat negatif dan proton bersifat positif.

"Agunglah (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan; dari apa yang ditumbuhkan bumi, dan dari diri mereka sendiri, dan dari apa yang mereka tidak ketahui." (Quran 36:36)

Sejarah Masa Depan
Tidak hanya dalam bidang sains Quran menunjukkan mukjizatnya sebagai sebuah buku yang tidak mungkin dikarang oleh seorang manusia pada abad ke-tujuh.  Di dalam tataran sejarah pun Quran dengan tepat meramalkan masa depan dengan mengabarkan kemenangan imperium Romawi.  Ayat tentang kemenangan ini dulu menjadi bahan ejekan kaum musyrik karena dianggap menggambarkan sesuatu yang mustahil.

Pada masa itu Romawi sedang menghadapi kekalahan telak dari Persia.  Selain kalah dari Persia, bangsa Avar pun sudah mencapai dinding batas Konstantinopel.  Emas dan perak yang ada di gereja dilebur untuk modal perang; para gubernur banyak yang memberontak kepada Kaisar Heraklius.  Semua kondisi mengarah pada satu kepastian: keruntuhan imperium Romawi.

Keajaiban terjadi 7 tahun setelah ayat tentang kemenangan Romawi diturunkan (627 M).  Dalam sebuah pertempuran yang menentukan di Nineveh, Romawi mengalahkan Persia.  Semua terhenyak tak percaya, akhirnya Persia harus menandatangani perdamaian yang mewajibkannya mengembalikan seluruh wilayah Romawi.

"Alif lam mim.  Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi).  Milik Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).  Dan pada hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman." (Quran 30:1-4)

Dari beberapa pengungkapan bukti-bukti kebenaran di atas, Allah mengajak kita untuk merenung:

“Tidakkah mereka memperhatikan Quran?  Sekiranya ia dari sisi selain Allah, tentu mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.” (Quran 4:82)

Share on Facebook

Artikel Terkait: