2.7.07

Tujuh yang Berulang-Ulang

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung” (Quran 15:87)
 
Frasa "yang berulang-ulang" pada ayat di atas—yang merupakan terjemahan versi Departemen Agama RI edisi tahun 2007—oleh kebanyakan umat Islam diyakini merujuk kepada ayat-ayat surah al-Fatihah yang selalu dibaca dalam setiap shalat.

Frasa tersebut adalah terjemahan dari kata “matsaani” yang merupakan bentuk jamak dari kata "matsnaa" yang berarti "dua-dua/ ganda/ berpasangan" (lihat 4:3, 34:46, 35:1).

Jadi sebenarnya terjemahan "yang berulang-ulang" itu tidak akurat secara harfiah.  Ia adalah pemaknaan yang sifatnya lebih untuk mengakomodasi penafsiran yang mengaitkan "sab'an minal matsaani" dengan surah al-Fatihah.

Sebagian besar terjemahan Quran versi bahasa Inggris pun--disayangkan--turut mengadopsi pemaknaan yang tidak akurat tersebut.  Hanya segelintir yang tetap konsisten menggunakan makna yang tepat, di antaranya adalah terjemahan versi Talal Itani dan versi The Monotheist Group yang menerjemahkan "matsaani" dengan "pasang" (pairs).

"And We have given you seven of the pairs, and the great Qur'an." (Quran 15:87)

Maka apabila kita menerapkan penerjemahan yang akurat, ayat tersebut dalam bahasa Indonesia seharusnya berbunyi:

“Dan sungguh Kami telah memberikan kepadamu tujuh yang berpasangan dan Quran yang agung.” (Quran 15:87)

Dari pengertian yang saya peroleh, "tujuh yang berpasangan" yang disebut pada surah ke-15 tersebut mengacu kepada empat belas surah yang telah diturunkan sebelumnya.

Masing-masing surah mempunyai pasangan yang ditandai dengan kemiripannya satu sama lain.  Hal ini sejalan dengan ayat yang mendeskripsikan Quran sebagai kitab yang serupa lagi berpasangan (lihat 39:23).

Tujuh pasang surah tersebut adalah:

- Surah ke-1 dengan surah ke-6.  Keduanya sama-sama diawali dengan hamdalah.  Analisis ini sekaligus menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa bismillah bukanlah bagian dari surah al-Fatihah.

- Surah ke-2 dengan surah ke-3.  Keduanya sama-sama diawali dengan alif-lam-mim.

- Surah ke-4 dengan surah ke-8.  Keduanya sama-sama diawali dengan perintah untuk bertakwa kepada Allah dan memelihara hubungan.

- Surah ke-5 dengan surah ke-9.  Keduanya sama-sama diawali dengan pernyataan terkait perjanjian dan dilanjutkan dengan ayat terkait bulan haram.

- Surah ke-7 dengan surah ke-13.  Keduanya sama-sama diawali dengan alif-lam-mim ditambah satu huruf lagi dan dilanjutkan dengan pernyataan terkait kitab (Quran) yang diturunkan kepada Nabi.

- Surah ke-10 dengan surah ke-11.  Keduanya sama-sama diawali dengan alif-lam-ra, menyinggung sifat "al-hakiim," dan dilanjutkan dengan ayat terkait tugas rasul sebagai pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira. 

- Surah ke-12 dengan surah ke-14.  Keduanya sama-sama diawali dengan alif-lam-ra dan dilanjutkan dengan pernyataan terkait penurunan kitab (Quran).

(Terakhir diperbarui: 26 Desember 2021)

Share on Facebook

Artikel Terkait: