Orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, diperintahkan Allah untuk menundukkan pandangan.
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Quran 24:30)
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka ...” (Quran 24:31)
Sebagaimana terbaca pada ayat di atas, perintah untuk menundukkan pandangan (dan menjaga kemaluan) Allah kaitkan dengan kesucian. Maka kita dapat memahami bahwa konteks ayat tersebut adalah pandangan terhadap hal-hal yang dapat mencemari kesucian hati, seperti lawan jenis yang bukan mahram dan pornografi.
Menjaga pandangan adalah keharusan bagi siapa pun yang ingin menyucikan hati. Adapun kesucian hati adalah kunci dalam meraih berbagai capaian rohani. Maka sangat penting bagi orang-orang beriman untuk senantiasa menjaga pandangan.
Tindakan menjaga pandangan juga akan lebih memudahkan kita untuk menjaga kemaluan dari perbuatan haram, karena kemunculan hasrat seksual umumnya berawal dari sesuatu yang dilihat.
Ketika berhadapan dengan lawan jenis yang bukan mahram, kita bukan harus mengekang diri dari memandang bagian-bagian yang dianggap “sensitif” saja, namun harus mengalihkan pandangan secara total setelah sekilas pandangan pertama yang bertujuan untuk mengidentifikasi lawan bicara.
Lawan jenis yang kita tidak ada kepentingan untuk mengidentifikasinya, seperti orang-orang yang lalu-lalang, tidak perlu kita perhatikan sama sekali. Kecuali kalau misalnya ada tuntutan tugas, seperti bagi mereka yang bekerja sebagai penjaga keamanan.
Namun bukan berarti orang-orang seperti petugas keamanan tidak bisa menjaga pandangan. Kalaupun misalnya kita harus mengenali orang-orang yang lalu-lalang, maka perhatikanlah mereka hanya sebatas untuk keperluan itu. Tidak lebih.
TV dan Internet
Apabila kita dihadapkan pada sesuatu yang akan secara intensif menimbulkan gangguan dalam upaya membatasi pandangan, seperti misalnya kerumunan lawan jenis yang berpakaian minim, atau acara televisi, maka yang harus kita lakukan adalah meninggalkannya sama sekali.
Karena, dalam contoh acara televisi, tidak mungkin kita dapat memilih-milih dengan sempurna apa yang akan tampak bagi kita di layar kaca. Kecuali kalau kita menonton saluran yang memang khusus hanya menayangkan program-program yang relatif “aman,” seperti flora-fauna, sains, dan sebagainya; atau kita memperlakukan televisi kita bagaikan radio yang hanya didengar suaranya.
Kanal berbagi video di internet juga harus diwaspadai karena ia kerap menampilkan hal-hal yang tidak pantas. Maka kalaupun kita perlu mengaksesnya untuk menonton video yang bermanfaat, kita harus disiplin membatasi penelusuran hanya pada konten yang sejak awal sudah kita niatkan untuk tonton saja. Jangan mengakses kanal semacam itu saat bosan dan ingin mencari hiburan, karena pada kondisi demikian kontrol kita sedang lemah.
Pertolongan Allah
Membatasi pandangan bukan perkara mudah, terutama bagi mereka yang selama ini sudah terbiasa untuk tidak menjaga pandangan. Namun kalau kita sungguh-sungguh berupaya dan memohon pertolongan kepada Allah, maka insya Allah kita bisa melaksanakan perintah-Nya itu.
Hayatilah kalimat “laa quwwata illaa billaah” (tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah). Tanpa pertolongan Allah, menggerakkan ujung jari pun kita tidak akan sanggup; sebaliknya kalau Allah menolong, tidak ada apa pun yang sulit dilakukan.